Nelayan Nustar Adalah Pelaut Pejuang

Mangindaan: Nelayan Nustar Adalah Pelaut Pejuang


Wakil Gubernur Sulut Djauhari Kansil,Bersama Wakil Ketua MPR-RI E.E.Mangindaan dan Wakil Walikota Manado Harley Mangindaan dalam acara Natal Nusa Utara dengan tarian mesamper Sulut,GN- Wakil Ketua MPR-RI EE Mangindaan mengatakan, nelayan nusa utara (nustar) adalah pelaut pejuang. Walaupun diterpa ombag dan gelombang deras, namun tak pantang meyerah terus berjuang untuk mengais rejeki ditengah samudra luas walaupun hanya sendirian, Itulah karakter nelayan nusa utara, jelas mantan Menteri Perhubungan RI, saat menyampaikan sambutan natal yang digelar Forum Komunikasi Nusa Utara (FK Nustar) di Graha Bumi Beringin Manado, Jumat (19/12) malam lalu. Sebagai Hiabe Mamenonggati (Bintang Biduk dari Timur) gelar adat asal nusa utara yang diberikan kepadanya sewaktu menjadi Gubernur Sulut Periode 1995-2000, tak pernah dilupakan. Mangindaan menyebutkan, Bahkan untuk meningkatkan kesejahteraan dari saudara-saudaraku asal nusa utara terus dilakukannya. Bukti konkritnya saat menjabat Ketua Komisi II DPR-RI Mangindaan berhasil meloloskan Sitaro menjadi daerah otonom baru, kini daerah tersebut telah berhasil keluar dari ketertinggalan. Begitu pula ketika menjadi Menpan tak sedikit pegawai honor daerah yang berhasil diangkat menjadi PNS, begitu pula sebagai Menteri Perhubungan bantuan pembangunan dermaga, bandara Miangas, dan bandara Pihise di Sitaro kini sementara dalam pengerjaan, serta bantuan kapal laut bagi warga nusa utara telah dilakukannya. Namun demikian Mangindaan mengungkapkan semua yang sudah dilakukannya dirasakan masih terlalu sedikit. Tahun depan saya akan perjuangkan agar nusa utara bisa menjadi Provinsi, sembari meminta pertolongan doa restu dari seluruh warga nusa utara, ujar ayah dari Wakil Walikota Manado Dr Harley Mangindaan yang dipercayakan sebagai Ketua Umum Panitia FK Nustar. Sebelumnya Wagub Dr Djouhari Kansil MPd yang juga selaku Ketua UM FK Nustar mengungkapkan kehadiran forum ini sebagai wadah berkumpulnya rukun-rukun di tiga kabupaten kepulauan seperti Mukad, Iksad, Kompak, Bamukis, Ikis serta rukun-rukun lainnya. Salah satu tujuan dari Forum tersebut Kansil menyebutkan, untuk mengadvokasi para pekerja marjinal yang ada di daerah ini untuk diberikan berbagai pelatihan sehingga kedepan mereka bisa bersaing dengan tenaga kerja lainnya, terutamadalam menghadapi pasar bebeas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Tahun 2015 mendatang. Kansil berharap, melalui perayaan Natal saat ini, marilah kita bersatu padu membangun daerah Sulut dengan mengedepankan semangat mapaluse, karena kedatangan Raja Damai untuk membawa damai sejahtera bagi semua orang percaya. Ibadah natal dipimpin Wakil Ketua II Sinode GMIST Pdt Ambrosius Makasar MTh, sedangkan firman Tuhan disampaikan lewat cerita frakmen kehidupan keluarga nelayan nusa utara, serta Vocal Grup talita pimpinan Ny Mieke kansil Tatengkeng, Musik bambu yang diakhiri dengan tarian empat wayer dan masamper.(Hps)

Pejabat Sangihe Harus Siap Menyambut Propinsi Nusa Utara


Tahuna, Suarasulut.com- Menyusul telah diusulkannya rencana pembentukkan Propinsi Nusa Utara oleh Gubernur Sulut, DR. S.H. Sarundayang ke DPR RI belum lama ini, pejabat dilingkup Pemkab Sangihe harus siap menghadapinya, sekaligus menyambutnya dengan penuh kesipan, termasuk kesiapan sumber daya manusia (SDM).
Demikian hal ini dikatakan Sekda Sangihe, Ir. Willy Kumentas kepada sejumlah wartawan, Selasa (08/04) kemarin.

Profil Nusa Utara

Nusa Utara, adalah sebutan untuk kawasan pulau-pulau di wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe , Kabupaten Kepulauan Talaud dan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro di Sulawesi Utara, Indonesia. Kawasan ini memiliki posisi penting pada abad pertengahan, karena merupakan penghubung antara Maluku di timur dan Filipina di utara.
Tiga pulau terluar yang berbatasan langsung dengan Philipina adalah Pulau Makalehi (Sitaro), Pulau Marore (Sangihe), dan Pulau Miangas (Talaud).
Produk andalan kawasan ini selain di bidang perikanan dan kelautan, juga di bidang pertanian dengan produk antara lain minyak kelapa, kopra, cengkeh, dan pala.